Sekilas Tentang Puntadewa





prabu pandu dewanata (sumber : caritawayang.blogspot.co.id)

Pada artikel ini, penulis akan membahas tentang cerita singkat mengenai pembarepe pandawa. Sebagai info bagi yang belum tahu, pandawa adalah sebutan bagi lima bersaudara dan semua berjenis kelamin laki-laki semua. Dalam pewayangan, pandawa berarti putra pandu (berasal dari kata pandu lan hawa (dibaca howo)), hal ini karena pandawa adalah putra dari Prabu Pandu Dewanata dan kedua permaisurinya yakni Dewi Kunti Talibrata dan Dewi Madrim. Pandawa terdiri dari Puntadewa, Werkudara, Janaka, Nakula dan Sadewa (Puntadewa, Werkudara, dan Janaka beribukan Dewi Kunti Talibrata, dan Nakula-Sadewa beribukan Dewi Madrim).
pandawa ketika muda (sumber : pinterest.com)

Sebelum masuk kecerita tentang Prabu Puntadewa, perlu diketahui bahwa kerena kutukan dari Resi , beliau mengutuk Pandu akan mengalami nasib yang sama dengan dirinya yakni meninggal saat memadu kasih dengan permaisurinya. Karena hal inilah menyebabkan Prabu Pandu Dewanata takut, sehingga ia meminta kepada istrinya, Dewi Kunti, untuk menggunakan ajian Pameling yakni suatu ajian yang dapat memanggil dewa. Dengan hal ini Prabu Pandu dan kedua istinya dapat memiliki anak tanpa adanya hubungan suami istri terlebih dahulu. Anak pertama yakni Puntadewa lahir karena Dewi Kunti menggunakan ajian Pamiling untuk memanggil Batara Darma, Werkudara lahir karena Dewi Kunti memanggil Batara Bayu, Arjuna lahir karena Dewi Kunti memanggil Batara Indra. Saat mengetahui Dewi Kunti sudah memiliki tiga orang anak, maka sebagai wanita Dewi Madrim merasa iri, juga ingin memiliki anak, maka karena sudah telalu sering memanggil dewa, Dewi Kunti merasa malu sehingga ia memanggil dua dewa sekaligus yakni dewa kembar bernama Batara Aswan dan Batara Aswin, sehingga lahirlah Nakula dan Sadewa.
puntadewa (sumber : wuryantara.blogspot.co.id)

Puntadewa, memiliki dasanama antara lain Yudhistira, Darmakusuma, Darmaputa (putra Batara Darma), Ajathasatru, Dwijakangka (nama samaran ketika menjalani masa buangan selama 13 tahun  di Wiratha). Merupakan anak pertama Prabu Pandu meskipun pada kenyataannya bahwa dia adalah anak kedua dari Dewi Kunti yang sebelumnya Kunti sudah melahirkan Karna sebagai akibat karena dia mencoba ajian Pameling dan mendatangkan Batara Surya. Puntadewa merupakan ratu di kerajaan Ngamarta. Puntadewa memiliki istri bernama Dewi Drupadi, kakak dari Srikandi (istri Arjuna), anak dari Prabu Drupada raja kerajaan Pancala, dan dari permaisuri Dewi Drupadi ini, Puntadewa berputra Raden Pancawala.
Dikisahkan bahwa puntadewa adalah orang yang sabar dan jujur, sehingga dikabarkan ia memiliki darah berwarna putih, selain itu karena kesabaran dan kejujurannya Puntadewa adalah raja yang tidak memiliki musuh (oleh karena itu dijuluki Ajathasatru yang berarti orang yang tidak memiliki musuh). Selama hidupnya, ia hanya berperang sekali yakni pada saat perang Baratayudha Jayabinangun melawan Prabu Salya, karena Prabu Salya mempunyai aji-aji / kesaktian yang tidak dapat dikalahkan kecuali oleh orang yang berdarah putih, yakni aji candrabirawa (yaitu ajian yang dapat memanggil buto bajang, dimana bila dikalahkan maka akan keluar buto dengan jumlah dua kali lipat dari yang dikalahkan). Bahkan karena kejujurannya, pada saat perang Baratayudhapun ia tidak mau berbohong demi kemenangan Pandawa, yakni saat lakon Dorna Gugur, saat itu Puntadewa disuruh berbohong oleh Kresna agar mengatakan bahwa yang meninggal adalah Aswatama (putra Dorna), namun Puntadewa tetap berkata jujur bahwa yang mati adalah Hestitama, namun dengan pengucapan “hesti” dibuat lirih dan kata “tama” diucapkan dengan keras, sehingga membuat Dorna bingung, yang akhirnya Dorna dibunuh oleh Dresthajumna.
Puntadewa merupakan ratu berwatak pandhita, dimana hal ini terlihat dari penampilan Puntadewa yang menggunakan gegelungkeling (gelung ini hanya dipakai oleh pandhita yang sudah waskita dan juga digunakan oleh para dewa). Karena wataknya yang sabar dan ikhlas ini juga yang menjadikan Puntadewa mau memberikan apapun yang ia miliki kepada orang yang memintanya, jangankan harta, nyawanyapun akan dia berikan.
Puntadewa memiliki pusaka berwujud kitab yang bernama Jamus Kalimasada, yang dengan ini juga Puntadewa dapat mengalahkan Prabu salya. Meskipun dikatakan sebagai orang yang sabar, namun ketika Puntadewa marah maka ia akan berubah menjadi rasaksa yang besarnya melebihi gunung, rasaksa itu dibeberapa cerita dinamai Dewa Amral.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unsur - Unsur Pementasan Wayang Kulit

Petuah Jawa